Selasa, 15 April 2014

Rumput Laut Padina sp.

Rumput laut tergolong tumbuhan tingkat rendah. Umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya di karang, lumpur pasir, batu, dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput laut pun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik. (Davidson, 1980).

Secara taksonomi, rumput laut dikelompokkan ke dalam divisio Thallophyta. Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut dikelompokkan menjadi empat kelas :
1. Rhodophyceae (ganggang merah)
2. Phaeophyceae (ganggang coklat)
3. Chlorophyceae (ganggang hijau)
4. Cyanophyceae (ganggang biru-hijau)

Indonesia kaya dengan berbagai makroalgae, antara lain adalah jenis Gracilaria sp., Gelidium sp., Eucheuma sp. (Rhodophyta), Sargassum sp., Turbinaria sp., Padina sp. (Phaeophyta), dan Ulva sp. (Chlorophyta) merupakan jenis-jenis yang banyak ditemukan dan cukup melimpah (Rachmaniar, 2005).

Rumput laut jenis Padina sp. merupakan spesies rumut laut dari filum Phaeyophyta (ganggang coklat) yang pada umumnya tersebar di perairan laut, mulai perairan laut dangkal hingga perairan dalam. Ganggang ini memiliki bentuk lembaran atau filament yang lebar yang berwarna coklat transparan. Ganggang ini berwarna coklat karena di dalam talusnya terkandung pigmen fikosantin (coklat) dan xantofil. Selain fikosantin, ganggang ini juga memiliki klorofil a dan c, fikosantin dan klorofil itu terdapat di dalam plastid talusnya (Sergiana, 2009).


Klasifikasi dari Padina sp. :
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina sp.

Menurut (Nontji, Anugrah, 1993), ciri-ciri Padina sp. adalah :
1. Berbentuk tali seperti kipas, membentuk segment lembaran tipis
2. Substansinya gelatinous
3. Warna coklat kekuningan
4. Bagian atas lobus agak melebar
5. Holfastberbentuk cakram kecil berserabut 

Menurut (Karmana, 1987) Padina sp. adalah alga berdevisi Phaeophyta yang bisa dibedakan dari sisi – sisi sebagai berikut :
a. Morfologi
Padina sp memiliki berbentuk seperti batang, berdaun banyak atau seperti pedang, berbentuk seperti kipas dan mempunyai warna cokelat. Akarnya berbentuk serabut yang disebut holdfast untuk menempel kuat pada substrat sehingga dapat digunakan untuk beradaptasi terhadap gerakan ombak pada daerah intertidal.
b. Anatomi
Kromatofora berwarna cokelat pada padina sp karena banyak mengandung pigmen fotosintetik fukosantin, disamping klorofil a. selnya berflagel dua, tidak sama panjang. Di bagian yang menyerupai kipas terdapat garis-garis horisontal yang disebut garis konsentris. Di ujung daun terdapat penebalan yang disebut penebalan gametangia yang berfungsi sebagai reproduksi gamet dan pelindung daerah pinggiran daun agar tidak sobek karena ombak besar pada zona pasang-surut. (Hoek, 1995).
c. Reproduksi
Padina sp  mempunyai bulu cambuk dan sporangium beruang satu dan transparan, biasanya berkembangbiak secara aseksual dengan oogonium. Satu oogonium merupakan satu sel telur dan gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Fase hidup yang dilalui Padina adalah fase gametofit dan sporofit yang bergilir dan beraturan.
Menurut (Juliana, 2010), dinding selnya mengandung selulosa dan pectin. Padina sp. dapat bereproduksi secara seksual dengan cara oogami. Mula-mula gametofit jantan dan betina akan membentuk gamet jantan dan betina yang sama bentuk dan ukuranya. Gamet jantan dibentuk di dalam gametangium jantan yang disebut spermatangium. Sementara itu, gametanium betina disebut karpogonium yang mengasilkan gamet betina (ovum).
d. Habitat
Habitat ganggang ini kebanyakan di air laut.
Padina sp. biasanya ditemukan di pingiran pantai, dan biasanya jumlahnya paling banyak. Ukuranya lebih besar dari gangang coklat lainnya. Ganggang ini berwarna transparan, dan berbentuk seperti jamur  yang saling menyatu. (Juliana, 2010).
e. Peranan
Peranan Padina sp. sendiri ini banyak digunakan untuk bahan kosmetik dan obat-obatan.
Beberapa aspek potensial dari rumput laut jenis Padina sp. yang pernah diteliti antara lain kajian potensi antibakteri dan antioksidan (Hongayo et al, 2012). Penggunaan ekstraknya sebagai antibakteri terhadap pengendalian bakteri vibrio (Salosso dkk, 2011). Dilain tempat bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Masyarakat di daerah kepulauan Riau, Lampung selatan, Jawa selatan, serta sumbawa menggunakannya sebagai bahan makanan (Poncomulyo dkk. 2006).

Daftar Pustaka
Davidson, R.L., 1980 Handbook of Water-Soluble Gums and Resins, Mc. Graw-Hill, Inc, New York.
Juliana,R. 2010. Ciri-Ciri Cyanobacteria.http://rullyj.blogspot.com/. Diakses 22 November 2012.
Hoek, et al. 1995. Algai in Introduction to Phycology. New York. Cambridge University Press.
Hongayo, Menelo C ; Larino, C Ranel; Malingin, Daisy L. 2012. Antibacterial and Antioxidant effects of Brown Alga Padina australis Hauck Crude Extract. IAMURE Multidisciplinary Research Publications.
Karmana, 1987. Biologi . Bandung: Ganeca Exact.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan.
Poncomulyo; Taurino; Maryani, Herti; Kristiani, Lusi;, 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Salosso, Y; Prajitno, A. ; Abadi, A.L. ; Aullanni’am. 2011. Kajian Potensi Padina australis Sebagai Antibakteri Alami dalam Pengendalian Bakteri Vibrio alginolitycus Pada Budidaya Ikan Kerapu Tikus (Cromeleptus altivelis). Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya; Malang.
Serigana. 2009. Ganggang Hijau Biru (Cyanophyta). http: // www.crayonpedia.org/mw/2. Ganggang Hijau (Cyanophyta) 10.1. Diakses 22 November 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar